Jumat, 04 November 2011

menyiasati iklan akrobat (alkohol, kondom, rokok, dan obat-obatan)

iklan akrobat merupakan iklan yang produknya dibatasi penggunaannya dalam masyarakat. yang termasuk dalam kategori iklan akrobat adalah alkohol, kondom, rokok, obat-obatan. khusus di Indonesia, iklan-iklan untuk produk seperti ini tidak boleh ditayangkan secara langsung. artinya tidak boleh menayangkanmodel orang yang sedang menggunakan produk tersebut.
 aturan iklan rokok:
iklan rokok secara tegas melarang memperlihatkan produk rokok dan asap rokok. akibat dari aturan ini justru malah menguntungkan bagi para pembuat iklan, sehingga mereka dapat lebih bebas berkreasi dan bebas dari mandatori-mandatori konservatif yang diperintahkan kliennya.
contoh: iklan rokok di Indonesia biasanya tidak berkaitan dengan produk rokok itu sendiri. mereka membuat iklan yang menghibur, lucu, ataupun yang menyinggung pemerintah. dan kemudian di akhirnya barulah merek dan logo produk rokok itu muncul. (Djarum 76, A Mild, Sampoerna Hijau, dan lain-lain)

aturan iklan pharmaceutical:
aturan ini berlaku untuk iklan produk obat-obatan (bukan obat generik). aturan iklan ini cukup menyulitkan para pembuat iklan. karena terdapat kata-kata dan visualisasi yang tidak boleh dicantumkan, dan malah ada kata-kata yang wajib dicantumkan.
pihak POM (Pengawas Obat dan Makanan) sering menghakimi sebuah iklan dengan standar yang tidak seragam. sehingga sampai sekarang masih banyak kebingungan yang dialami praktisi periklanan tentang iklan yang melanggar dan yang tidak melanggar.
contoh iklan pharmaceutical adalah seperti obat-obatan antibiotik, obat resep dokter, dan sebagainya.

aturan iklan alkohol
iklan jenis ini sangat dilarang dipublikasikan di media elektronik dan media lini atas. hampir sama seperti iklan rokok, aturan iklan alkohol pun mebuat biro iklan justru menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat iklannya.
lalu bagaimana cara menyiasatinya?
jika melalui iklan media elektronik tidak diperbolehkan, maka para biro iklan tidak kehabisan akal. mereka menggunakan cara lain, yaitu dengan mengadakan event-event yang disponsori oleh produknya. dari situlah mereka dapat mengiklankan produknya dan bahkan cara ini lebih efektif daripada iklan di televisi, karena dapat menempatkan diri secara lebih dekat dengan konsumen.

iklan kondom masih lebih berpeluang untuk tetap kreatif, karena mereka memang tidak perlu menampilkan produknya atau cara pemakainnya. mereka membuat iklannya semenarik mungkin dan sederhana agar mudah dipahami audiens. adanya kelonggaran terhadap iklan kondom ini mungkin dikarenakan produknya yang tidak berbahaya bagi masyarakat.

Selasa, 01 November 2011

kriteria iklan yang bagus

jika sebelumnya kita telah membahas cara memposisikan produk kita di benak konsumen, maka iklan adalah salah satu caranya. dengan iklan yang bagus, kita dapat dengan mudah memposisikan brand ataupun produk kita. oleh karena itu, kita perlu mengetahui kriteria yang perlu dimiliki sebuah iklan.
menurut Djokolelono (creative director Grey Ads), sebuah iklan yang bagus harus memiliki syarat-syarat yang disebut SUPER A. antara lain:
1. Simple
sederhana dan mudah dimengerti. pengertian sederhana dapat diartikan tidak banyak elemen, namun komunikatif. komunikatif berarti mempunyai kekuatan untuk mengajak konsumennya berkomunikasi.
2. Unexpected
tidak terduga, unik, dapat menempatkan diri dalam benak pikiran masyarakat. iklan yang unik dan tak terduga kan lebih diingat oleh konsumennya. bahkan lebih dihargai dan akhirnya akan menjadi top of mind menurut segmentasi pasarnya.
3. Persuasif
meyakinkan, memiliki daya bujuk, dan pengaruh untuk membujuk orang sesuai keinginan dalam iklan tersebut. iklan yang persuasif tidak hanya mampu membuat audiens menyukai iklannya, namun juga mengingat brandnya. iklan persuasif tidak harus selalu lucu, namun bisa memainkan emosi audiensnya. ketika emosi audiens sudah terbawa, maka akan mudah bersimpati terhadap brand yang diiklankan.
4. Relevan
sebuah iklan harus saling berhubungan dengan brand produk tersebut. apapun cara penyampaian iklan, segala cara tersebut hanya untuk satu tujuan, yaitu brand produk tersebut.
5. Acceptable
bisa diterima secara pribadi. artinya iklan tersebut tidak melanggar aturan atau berlawanan dengan norma budaya tertentu. banyak iklan yang mengundang reaksi masyarakat karena dianggap melampaui nilai-nilai budaya tertentu. seperti di Indonesia yang masih menghormati budaya ketimuran, maka ide kreatif iklan terbatas pada nilai budaya ketimuran.

demikian beberapa kriteria dalam membuat iklan yang bagus menurut Djokolelono. bukan berarti sebuah iklan harus memenuhi kelima unsur tersebut, namun harus memiliki beberapa diantaranya agar bisa menjadi iklan yang bagus. seperti yang kita ketahui saat ini, kebanyakan orang mengategorikan iklan lucu adalah iklan yang bagus. padahal mungkin saja iklan itu hanya mengandung satu unsur persuasif saja, tapi tetap saja dapat dikatakan iklan bagus.